Sembilan Ciri Khas Seorang Santri
1.
Tawadhu
Seorang
santri akan tawadhu meski berilmu tinggi, karena dia sadar apa yang dia tahu
belum ada apa-apanya dibanding ilmu ulama para pendahulunya. karena dia sering
ngaji kitab dan sering menyelami samudera ilmu maka dia menyadari ilmunya yang
sekarang tidak ada apa-apanya dan merasa malu jika disombongkan, sehingga
santri meskipun sudah mondok 10 tahun akan tetap tawadhu, dan mengaku belum
bisa apa-apa.
2.
Patuh Pada Orang Tua
Sebandel-bandelnya
santri akan hormat dan patuh sama orang tua, terutama ibu, sejengkel-jengkelnya
santri sama orang tua tidak akan pernah membantah orang tua.
3.
Takzim Sama Guru
Santri
menyadari bahwa setinggi apapun ilmu tidak akan manfaat kalau tidak rasa takzim
dengan guru. Ilmu boleh setinggi langit tapi kalau kurang ajar sama guru,
ilmunya tidak akan manfaat, itulah yang ditakutkan oleh santri, sebab cita-cita
santri ialah ingin ilmunya manfaat. Maka takzim dengan guru adalah pilar utama
jika ingin ilmunya manfaat. Santri menyadari meskipun dirinya bodoh tidak hafal
ilmu tapi kalau takzim sama guru, insya Allah ilmunya manfaat dan ada berkah
dalam kehidupannya. Santri menyadari pula bahwa gurulah yang mengenalkan
dirinya akan tuhannya, Allah Sang Penguasa Alam Raya, Nabinya Rasulullah
tercinta, dan kewajiban pada orang tua, tidak boleh membantah harus patuh, dan
kewajiban-kewajiban lain. Karena gurulah si santri tahu hukum-hukum agama, oleh
karena itulah santri akan sangat takzim pada gurunya.
4.
Berakhlakul Karimah
Jujur,
sopan santun, berkata lembut, adalah ciri khas santri. Bukan santri kalau tidak
punya akhlak, masyarakat akan bertanya, santri ko' begitu, santri ko' seperti itu.
Maka dimanapun santri ia mempunyai akhlakul karimah, pandai menghormati yang
lebih tua, menghargai sesama dan menyayangi yang lebih muda. Pantang baginya
menyakiti hati orang lain karena itu bukan akhlak yang baik, bahkan bisa
menyebabkan tidak mati khusnul khotimah, santri tahu itu karena ngaji sehingga
hati-hati dalam menjaga lisannya. Santri akan cium tangan dengan orang yang
lebih tua, karena siapapun yang lebih tua wajib dihormati.
5.
Tidak Meninggalkan Shalat
Senakal-nakalnya
santri tetap takut meninggalkan shalat.
6.
Tidak Meninggalkan Baca Al Qur'an dan Wirid
Santri
faham bahwa membaca Al Qur'an bagian dari dirinya yang tidak terpisahkan. Dia
merasa lebih dekat dengan Allah jika dia tidak meninggalkan membaca kalam-Nya,
Senang mengamalkan wirid. Santri identik dengan wirid dan amalan-amalan. Karena
santri sadar dirinya tidak akan lepas dari bergantung kepada Allah. santri
menyadari bahwa tangga untuk meminta kepada Allah agar cepat terkabul adalah
dengan wirid-wirid dan amalan-amalan. Santri pun merasa bahwa dengan
mengamalkan wirid hidupnya akan berkah dan menjadi mudah, dengan keberkahan
wirid. Apa itu wirid, wirid ialah dzikir yang diulang-ulang.
7.
Punya Akidah Yang Kuat
Kalau
kita lihat belakangan ini aliran-aliran sesat seperti yang mengaku nabi palsu
atau aliran-aliran sesat belakangan ini, maka akan kita dapati tidak ada
pengikutnya dari kalangan santri. banyak yang dari sarjana maupun dari akademis
namun tidak ada dari yang berlatar belakang pesantren. Karena di pesantren
telah ditempa dengan akidah dan tauhid yang kuat. Diajari akidah 50 dengan
aqidatul awam bahwa Allah mempunyai 20 sifat wajib, 20 sifat mustahil, 1 sifat
jaiz. Rasul punya sifat wajib 4, sifat mustahil 4 dan sifat jaiz 1. Santri
diajari aqidah dan tauhid bahwa segala sesuatu ini terjadi karena Allah yang
mengatur. Santri diajari bahwa Nabi terakhir adalah Nabi Muhammad SAW. Sehingga
keluar dari pesantren sudah mempunyai akidah yang kuat yang tidak akan
tergoyahkan oleh apapun.
8.
Cinta Agama, Bangsa Dan Negara
Santri
menyadari agama inilah yang menyelamatkan manusia di dunia dan di akhirat.
Agama sangat penting, tanpa agama manusia hidup kehilangan arah. Sehingga
santri akan memegang teguh agama dan akan membela agama sampai titik darah
penghabisan. Andai ada orang yang menghina agama, santri akan marah dan
menggelegak darahnya. Santri menyadari pula bahwa dia hidup di tanah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang mana untuk mendirikannya dibutuhkan jutaan
darah dari syuhada para pejuang. Santri menyadari bahwa yang memperjuangkan
bangsa ini ini adalah para santri dan kyai yang berjuang sampai titik darah
penghabisan. Kalau tidak ada kyai dan para santri maka tidak ada pertempuran 10
November 1948 di Surabaya, yang mana menewaskan jendral inggris, Mallaby.
Padahal Inggris adalah satu dari pemenang perang dunia kedua. Pertempuran 10
November ada karena ada resolusi jihad dari Hadrotussyaikh Hasyim Asy'ari yang
mana mengobarkan semangat para kyai dan santri serta masyarakat Surabaya dan
sekitarnya. Para kyai dan santri yang di luar Surabaya pada datang semangat
berperang karena seruan resolusi jihad tersebut. Oleh karenanya santri wajib
mencintai bangsa dan negaranya. Karena bangsa dan negara ini berdiri karena
jasa para kyai dan santri.
9.
Ingin Menjadi Orang Yang Bermanfaat
Siapapun
santri pasti ingin menjadi orang yang bermanfaat. Sebab santri menyadari bahwa
buat apa punya ilmu setinggi gunung sedalam lautan tapi tidak ada manfaatnya.
Sehingga santri akan dengan senang hati jika ada anak yang ingin ngaji
dengannya, meski hanya ngaji alif-ba-ta. Karena artinya dia sudah menjadi orang
yang bermanfaat bagi orang lain. Santri tidak akan malu dan gengsi meski di
pondok ngaji ihya ulumudin namun masyarakat ingin ngaji safinatun najah, bahkan
malah seneng ilmunya dibutuhkan dan bermanfaat. Tidak ada satu santri pun yang
hidupnya tidak ingin menjadi bermanfaat, semua ingin bermanfaat, karena santri
sudah ditanamkan sejak dini di pesantren bahwa sebaik-baik manusia adalah
manusia yang bermanfaat bagi orang lain, bahkan santri yang hanya ngaji sedikit
di pesantren dan sewaktu ngaji ngantuk-ngantukan, tetep ingin menjadi santri
yang bermanfaat buat yang lain. Sehingga tak jarang santri setelah terjun di
masyarakat, dia malah senang bila bisa ngajar ngaji orang lain, meski
anak-anak, meski dasar alif-ba-ta, karena itu berarti dirinya menjadi orang
yang bermanfaat bagi orang lain. Buat apa ilmu tinggi tapi tidak ada
manfaatnya, mending ilmu sedikit tapi ada manfaatnya ada berkahnya buat diri
sendiri dan buat orang lain... itulah santri. Pribadi yang sederhana namun
mempunyai cita-cita yang mulia menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.
Komentar
Posting Komentar